Mengenal Lebih Dekat Tiga Fase Design Thinking

Bagikan:

Mengenal Lebih Dekat Tiga Fase Design Thinking

Design thinking adalah pendekatan inovatif yang telah membantu banyak organisasi dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terus berkembang. Ini bukan hanya tentang merancang produk atau layanan yang lebih baik, tetapi juga tentang menciptakan solusi yang lebih baik untuk masalah yang kompleks. Salah satu kerangka kerja utama dalam design thinking adalah tiga fase utama: INSPIRATION, IDEATION, dan EXPERIMENTATION. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi setiap fase ini secara mendalam untuk memahami bagaimana mereka bekerja dan berkontribusi pada kesuksesan desain inovatif.

Baca juga: Design Thinking: Pengertian, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Fase 1: Inspiration

Fase pertama dalam design thinking adalah Inspiration. Fase ini menekankan pada pemahaman mendalam tentang masalah atau tantangan yang ingin dipecahkan. Ini melibatkan pengumpulan informasi, observasi, wawancara, dan penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang masalah yang dihadapi.

1. Empati

Salah satu aspek penting dari fase Inspiration adalah pengembangan empati. Ini berarti mencoba memahami perspektif dan pengalaman orang lain yang terlibat dalam masalah atau tantangan yang sama. Ini bisa berarti berbicara dengan pengguna akhir yang potensial, pelanggan, atau pemangku kepentingan lainnya. Melalui proses ini, tim desain dapat merasakan secara langsung apa yang dirasakan oleh orang-orang yang terlibat dalam masalah tersebut.

2. Penelitian Mendalam

Selain empati, fase Inspiration juga melibatkan penelitian mendalam. Tim desain harus mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk masalah yang ingin dipecahkan. Ini bisa mencakup statistik, tren pasar, dan wawancara dengan ahli di bidang tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami dengan baik lingkungan dan konteks masalah.

3. Perumusan Masalah

Sebelum melangkah lebih jauh, tim desain harus merumuskan masalah secara jelas. Ini adalah langkah kunci dalam fase Inspiration. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang masalah yang ingin dipecahkan, sulit untuk mengembangkan solusi yang efektif. Perumusan masalah yang tepat adalah dasar bagi fase selanjutnya dalam proses design thinking.

Baca juga: Merevolusi Pendekatan Design Thinking terhadap Inovasi dan Pemecahan Masalah

Fase 2: Ideation

Setelah tim desain memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah yang ingin dipecahkan, mereka beralih ke fase kedua, yaitu Ideation. Fase ini berfokus pada pembuatan ide-ide kreatif untuk solusi potensial. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide tanpa membatasi diri pada pemikiran konvensional.

1. Brainstorming

Brainstorming adalah salah satu teknik yang paling umum digunakan dalam fase Ideation. Tim desain berkumpul untuk menghasilkan ide-ide secara spontan tanpa penilaian awal. Ini menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk berpikir bebas dan kreatif.

2. Divergen dan Konvergen

Dalam fase Ideation, ada dua aspek penting yang disebut sebagai divergen dan konvergen. Divergen adalah proses menciptakan sebanyak mungkin ide, sementara konvergen adalah proses menyaring ide-ide tersebut untuk memilih yang paling menjanjikan dan relevan.

3. Prototyping

Seringkali, dalam fase Ideation, tim desain juga membuat prototipe sederhana dari ide-ide mereka. Ini bisa berupa model fisik atau prototipe digital yang membantu mereka lebih memahami bagaimana ide tersebut akan bekerja dalam praktik.

Baca juga: Design Thinking, Solusi dalam Melakukan Inovasi Proses, Produk dan Bisnis – SWAP

Fase 3: Experimentation

Setelah memiliki sejumlah ide kreatif dalam fase IDEATION, tim desain melanjutkan ke fase ketiga, yaitu Experimentation. Fase ini melibatkan pengujian ide-ide yang telah dikembangkan dalam situasi nyata atau simulasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik dan pemahaman lebih lanjut tentang keefektifan ide-ide tersebut.

1. Pembelajaran Berbasis Tindakan

Fase Experimentation mendorong tindakan nyata. Tim desain harus mencoba ide-ide mereka dalam situasi yang sesungguhnya atau mendekati situasi nyata. Ini memungkinkan mereka untuk memahami bagaimana ide-ide tersebut akan berperilaku dalam dunia nyata.

2. Pengumpulan Umpan Balik

Selama pengujian, tim desain mengumpulkan umpan balik dari pengguna atau pemangku kepentingan yang terlibat. Ini adalah langkah penting untuk memahami apakah ide-ide tersebut bekerja dengan baik atau perlu disesuaikan.

3. Iterasi

Berdasarkan umpan balik yang diterima selama pengujian, tim desain melakukan iterasi. Ini berarti mereka memperbaiki ide-ide mereka dan mengembangkannya lebih lanjut. Proses ini bisa melibatkan perubahan kecil atau perubahan besar tergantung pada hasil pengujian.

Baca juga: Design Thinking Training (Enhancing Customer Experience with Design Thinking)

Kesimpulan

Tiga fase utama dalam design thinking – Inspiration, Ideation, dan Experimentation – adalah fondasi dari pendekatan inovatif ini. Inspirationmembantu tim desain memahami masalah yang ingin dipecahkan, Ideationmemungkinkan mereka untuk menghasilkan ide-ide kreatif, dan Experimentation memungkinkan mereka untuk menguji ide-ide tersebut dalam situasi nyata. Kombinasi ketiga fase ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dalam proses design thinking, yang memungkinkan inovasi berkelanjutan dan pengembangan solusi yang lebih baik untuk masalah yang kompleks. Dengan mengikuti pendekatan ini, organisasi dapat lebih siap untuk menghadapi perubahan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

4.7/5 - (3 votes)

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2025

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]