Kebakaran lahan dan hutan wilayah Sumatera dan Kalimantan banyak terjadi di perbatasan kabupaten. Pengawasan di daerah itu tergolong lemah.

“Kalau kita pelajari dari citra satelit, diduga kebakaran banyak terjadi di perbatasan kabupaten. Di sana jalan tidak bagus, jadi kemungkinan tidak ada patroli. Kita masih pelajari,” tutur Kepala BNPB Willem Rampangilei di Graha BNPB, Jalan Pramuka Kav.38, Jakarta Timur, Selasa (6/10/2015).

Willem mengatakan, penanganan kebakaran lahan hutan di Sumatera, khususnya Ogan Komering Ilir, masih terus dilakukan. Kebakaran baru pun kini terjadi di wilayah Kalimantan Timur.

“Citra satelit yang kita amati dua hari terakhir, Sumatera Selatan, terutama di OKI pemadaman masih lambat sekali penanganannya. Kemudian terjadinya penambahan di Kalimantan Timur, memang sebagian wilayah yang terbakar adalah kebun masyarakat, perorangan,” ucapnya.

Wilem menjelaskan, dalam setiap kota di penaggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan, pihaknya selalu berpatokan pada citra satelit. Sama seperti update sebelumnya, citra satelit menunjukkan titik panas masih nampak terlihat di Sumatera dan Kalimantan.

“Per-pukul 08.00 WIB, jumlah hotspot 502 titik ada di Sumatra. Sumatra Selatan sendiri ada 406 titik, besarnya kebakarannya masih tetap di OKI,” jelasnya. “Kalimantan ada 712 titik, sekarang Kalimantan Timur 333 titik. Ada di lahan pertanian setelah kita teliti,” tambahnya.

 

Sumber: http://news.metrotvnews.com/