Peneliti atau pekerja lab biasanya menyepelekan keselamatan kerja di laboratorium. Beberapa kecelakaan serius terjadi di laboratorium selama pembersihan usai praktikum.
Hal ini diakibatkan karena orang-orang lebih fokus pada keperluan yang akan dilakukan berikutnya, seperti: makan, ingin buru-buru cepat pulang, dan istirahat. Sehingga mereka tidak menyadari akan bahaya bahan kimia yang menempel di tubuh mereka.
Oleh karena itu, diperlukan adanya aturan, kebijakan, dan pengawasan dalam menggunakan laboratorium, terlebih dalam penanganan dan pengolahan limbah.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penanganan Limbah Kimia
1. Labelisasi botol/wadah limbah
Semua wadah limbah kimia harus diberi label dengan warna yang mecolok. Label tersebut diberi keterangan terkait nama lengkap bahan (tunggal atau campuran), mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya.
Jangan sampai label pada wadah tersebut rusak atau hilang, sehingga menyebabkan isi dalam wadah tidak diketahui secara pasti, dan dikhawatirlan terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak bercampur.
Pastikan juga tulisan “limbah berbahaya” tidak hilang. Jangan melabeli dengan kata-kata lain untuk limbah, juga jangan melabeli limbah kalau bahan tersebut bukanlah limbah.
Jika menggunakan wadah bekas, bersihkan terlebih dahulu label yang menempel sebelumnya (jika ada), sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam menafsirkan isi wadah. Pastikan juga hanya ada satu label limbah pada satu wadah.
2. Tempat penyimpanan limbah
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih tempat untuk menyimpan limbah, diantaranya:
- Jangan menyimpan limbah di lemari asam di mana reaksi kimia sering dilakukan.
- Wadah untuk menyimpan limbah harus disesuaikan. Biasanya wadah yang sering dipakai untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
- Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat asam dan basa kuat karena dapat merusak wadah dengan cepat.
- Jangan menyimpan wadah limbah di dekat air atau westafel.
4. Pemisahan tempat penyimpanan wadah
- Penyimpanan asam dan basa dilakukan di tempat/lemari yang berbeda. Pastikan wadah tidak bocor, karena kebocoran wadah dapat menyebabkan reaksi yang hebat, sehingga menimbulkan gas beracun.
- Pisahkan tempat penyimpanan limbah asam dan bahan organik.
- Tidak melakukan pencampuran bahan kimia tidak kompatibel dalam satu wadah limbah. Misalnya, pencampuran antara asam nitrat dan etanol dapat membentuk senyawa yang mudah meledak.
Cara Memisahkan Limbah Kimia Laboratorium
Pemisahan limbah laboratorium sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan keamanan lingkungan. Bahan kimia atau limbah yang dapat disimpan dalam satu area harus mempunyai sifat yang sama atau kompatibel.
Jangan menyimpan bahan kimia atau limbah berdekatan satu sama lain untuk :
- Asam dengan basa
- Bahan organik dengan asam
- Senyawa sianida, sulfida atau arsen dengan asam
- Logam alkali, alkil litium, dan lain-lain dengan limbah
- Logam reaktif atau bentuk serbuk dengan material yang mudah terbakar
- Merkuri atau perak dengan senyawa yang mengandung ammoium
- dll
Semua hal di atas dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan bahaya.