Artikel Safety

First Aid Itu Ternyata …

Bagikan:

kelanjutan dari judul diatas adalah … susahnya setengah mati.

yang dimaksud first aid disini bukan pertolongan pertama pada luka-luka ringan semacam lecet-lecet, tergores, dan lain-lain yang bisa sembuh dengan cukup diberi obat merah, betad*ne atau di tutup pake h*nsaplast, tapi pertolongan pertama pada kecelakaan yang bener-bener berhubungan langsung dengan nyawa si korban, jadi terasa benar setiap detik adalah nyawa taruhannya, beberapa detik saja tidak ada tindakan bisa-bisa lewat sudah si korban.

kenapa susahnya setengah mati? ..

Pertama, kita ga boleh panik, coba bayangkan jika ada orang yang tak sadar, berdarah-darah dan anda adalah orang pertama yang ada di tempat korban, bagi kita yang belum pernah menghadapi kejadian seperti itu bisa-bisa langsung bingung, linglung, blank dan mungkin juga ikut ga sadar dan jadi korban kedua.

Kedua, kita berpacu dengan waktu, seperti yang saya tulis diatas waktu adalah nyawa, bukan lagi emas…nyawa jauh lebih berharga dari pada seonggok emas.

dan yang terakhir, nyawa seseorang ada di tangan kita. ini merupakan tanggung jawab yang teramat sangat besar bagi seorang manusia untuk menanggung nyawa manusia lainnya di atas tangannya. jika kita salah langkah, terlambat, atau bahkan yang paling buruk tapi sering kita lakukan yaitu dengan tidak berbuat apa-apa nyawa si korban bisa melayang

dalam menghadapi keadaan seperti ini sebenarnya ada metodologinya harus diketahui oleh seorang first aider (halah … macam buku tugas akhir aja pake metodologi segala). metodologi nya hanya terdiri dari 5 huruf saja yang mewakili 1 kata tindakan yang harus dilakukan yaitu DRABC untuk Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation, mudah bukan!!! … bukannn!!!!

mari kita bahas satu-persatu DRABC nya :

Danger

maksudnya adalah penolong harus memastikan betul bahwa lingkungan korban aman bagi korban dan penolong, tidak ada resiko tersengat listrik, kejatuhan benda berat, gas beracun, kebakaran dan lain-lain. kan tidak lucu sama sekali jika orang yang berniat menolong malah jadi korban selanjutnya gara-gara dia tidak memperhatikan dulu lingkungan sekeliling korban.

Response

berikan rangsangan ke korban dengan menepuk-nepuk pundak dengan punggung tangan dan memberikan rangsangan suara ke korban (panggil nama jika tau atau pak / bu / atau apalah yang penting keras dan terdengar). jika tidak ada respon maka saatnya memanggil bantuan. oh ya.. kenapa harus dengan punggung tangan nepuknya, itu supaya menjaga jika ada apa-apa tangan kita bisa bereaksi lebih cepat, misalnya jika tubuh korban teraliri arus listrik dan penolong menepuk pundak korban dengan telapak tangannya kemungkinan besar penolong akan ikut tersengat listrik sebelum sempat menarik tangannya, lain halnya jika yang digunakan adalah punggung tangan, karena secara reflek jika terjadi sesuatu tangan akan menarik ke dalam sehingga meminimalkan resiko terjadinya hal-hal seperti itu.

Airway

penolong harus memastikan Airway  (jalan udara pernafasan, bukan maskapai penerbangan) dari korban lancar, tidak ada halangan. cara mengetahuinya dengan membuka mulut korban dan lihat di mulut + tenggorokannya ada yang menghalangi jalan keluar masuk udara pernafasan atau tidak, jika ada miringkan kepala korban dan buang dengan menggunakan dua jari.

Breathing

memeriksa pernafasan si korban dengan cara mendekatkan telinga ke hidung korban sambil melihat ke arah badan korban untuk mengawasi pergerakan otot diafragma korban, apakah terdengar / terlihat ada gerakan pernafasan atau tidak. pengecekan ini dilakukan kurang lebih hanya selama 10 detik.

Circulation

mengecek adanya denyut jantung korban. pengecekan ini dilakukan bersamaan dengan pengecekan nafas (breathing). pengecekannya dilakukan dengan menempelkan dua jari (telunjuk dan manis) ke nadi yang ada di leher atau di tangan. jadi secara praktikal nya breathing dan circulation dilakukan dalam satu waktu, telinga penolong mendengar nafas korban, mata penolong melihat pergerakan nafas korban, dan tangan penolong memeriksa denyut nadi korban.

dari sini akan ada 3 kemungkinan kondisi korban:

korban tak sadar tapi ada nafas ada denyut jantung. penanganan untuk korban adalah membantunya agar tetap stabil sambil menunggu bantuan datang, atau secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat.

korban tak sadar, tak ada nafas, ada denyut jantung. korban tidak bisa bernafas bisa jadi karea saluran pernafasannya tersumbat sesuatu, sehingga aktifitas pernafasan tidak berjalan. jika dijumpai kasus seperti ini tidak langsung diberikan CPR tapi cukup diberikan nafas buatan terlebih dahulu agar saluran pernafasannya terbebas halangan. biasanya ini bisa terjadi di korban yang tenggelam, dan ketika setelah diberrikan nafas buatan air yang menyumbat saluran pernafasannya akan keluar.

korban tak sadar, tidak ada nafas, tidak ada denyut jantung. nah .. penanganan untuk kasus inilah diperlukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). aturan pelaksanaan CPR adalah 2 kali tiupan nafas 30 kali pompa setiap siklusnya dan dilakukan selama 5 siklus (waktunya kurang lebih 2 menit).

setelah 5 siklus cek kembali nafas dan denyut jantung korban (breathing circulation), jika masih belum ada nafas dan denyut jantung ulangi CPR sebanyak 5 siklus, kemudian cek lagi si korban, kalau masih belum ada nadi dan nafas lanjut CPR lagi selama 5 siklus dst … dst .. dst.

CPR dihentikan jika petugas medis sudah mengambil alih dan menginstruksikan berhenti, yang melakukan CPR sudah tidak kuat lagi dan jika si korban dinyatakan telah meninggal dunia. gimana kalau jika ada korban yang tak sadar, ada nafas tapi tak ada denyut jantung itulah yang justru berbahaya, karena bisa-bisa yang anda tolong bukan termasuk golongan manusia … :p

Awalnya saya berpikir ‘ah paling ya gitu-gitu saja‘ namun ketika mulai praktek barulah saya sadar ternyata jadi seorang first aider itu sangat-sangat tidak mudah, butuh banyak latihan dan juga mental sekeras baja.

Scara konsep mungkin sekali dijelaskan anda pasti mengerti semua metodologi diatas, namun dalam prakteknya selalu tidak semudah teorinya, panik, bingung, tertekan dan tiba-tiba blank bisa saja terjadi apalagi jika penolong tidak terlatih dalam menangani kondisi seperti ini.

Saya juga sempat panik dan bingung juga saat praktek saat itu, padahal hanya korbannya hanya boneka, gimana kalau benar-benar manusia.

Source : https://noval78.wordpress.com

 

Rate this post

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?