Artikel Safety

Identifikasi Bahaya dan Job Safety Analysis (JSA)

Bagikan:

Menurut Stranks (2003), pengidentifikasian potensi bahaya dari suatu kegiatan kerja merupakan inti seluruh kegiatan pencegahan kecelakaan. Akan tetapi, pengidentifikasian bahaya bukanlah ilmu pasti tetapi merupakan kegiatan subjektif di mana ukuran bahaya yang teridentifikasi akan berbeda diantara orang satu dengan orang lainnya, tergantung pada pengalaman masing-masing, sikap dalam menghadapi risiko/bahaya, familieritas terhadap proses bersangkutan dan sebagainya.

Bahaya dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sumbernya yaitu

  • Fisik, contohnya adalah kebisingan, ergonomi, radiasi, dan pengangkatan manual.
  • Mekanik, contohnya adalah seperti part yang bergerak, dan part yang berotasi.
  • Elektrikal, contohnya adalah voltase dan area magnetik.
  • Kimia, contohnya adalah substansi yang mudah terbakar, beracun, dan korosif.
  • Biologis, contohnya adalah virus dan bakteri.

Temuan sumber bahaya pada setiap inspeksi harus dicatat sehingga dapat dijadikan acuan ketika memutuskan tindakan korektif yang diperlukan. Hal tersebut juga dilakukan agar hasil inspeksi tersebut dapat dibandingkan dengan inspeksi sebelumnya.

Proses identifikasi diawali dengan penentuan teknik identifikasi yang dinilai akan memberikan informasi yang dibutuhkan. Teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain:

  • Survei keselamatan kerja
    • Kadang dinamakan inspeksi keselamatan kerja.
    • Inspeksi umum terhadap seluruh area kerja.
    • Cenderung kurang rinci dibandingkan teknik-teknik lainnya.
    • Memberikan gambaran yang menyeluruh tentang keadaan pencegahan kecelakaan di seluruh area kerja tertentu.
  • Patroli keselamatan kerja
    • Inspeksi terbatas pada rute yang ditentukan terlebih dahulu.
    • Perlu merencanakan rute berikutnya untuk memastikan cakupan menyeluruh atas area kerja.
    • Mempersingkat waktu setiap inspeksi.
  • Pengambilan sampel keselamatan kerja
    • Melihat pada satu aspek kesehatan atau keselamatan kerja saja.
    • Fokuskanlah perhatian untuk melakukan identifikasi lebih rinci.
    • Perlu merencanakan serangkaian pengambilan sampel yang mencakup seluruh aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
  • Audit keselamatan kerja
    • Inspeksi tempat kerja dengan teliti.
    • Lakukanlah pencarian untuk mengidentifikasi semua jenis bahaya.
    • Jumlah setiap jenis bahaya yang teridentifikasi harus dicatat.
    • Dapat dikembangkan menjadi  sistem  peringkat  untuk  mengukur  derajat ‘kesehatan dan keselamatan kerja’ di perusahaan.
    • Audit ulang perlu dilakukan untuk menilai perbaikan-perbaikan apa saja yang telah dilakukan.
  • Pemeriksaan lingkungan
    • Dilakukan berdasarkan pengukuran konsentrasi zat-zat kimia di atmosfer.
    • Dapat mengidentifikasi kemungkinan bahaya terhadap kesehatan di tempat kerja.
    • Pemeriksaan dengan sampel kasar sangat tidak akurat dan sangat mahal.
  • Laporan kecelakaan.
    • Dibuat laporan setelah kecelakaan terjadi.
    • Kecelakaan kecil perlu untuk dicatat dan juga kerugian berupa hilangnya waktu kerja dan produksi.
    • Laporan harus mengindikasikan tindakan pencegahan yang perlu dilakukan.
  • Laporan kecelakaan yang nyaris terjadi.
    • Laporan insiden-insiden yang dalam keadaan sedikit berbeda akan menyebabkan kecelakaan.
    • Diperlukan budaya keselamatan kerja yang tepat untuk mencegah terjadinya nyaris kecelakaan dan kecelakaan.
  • Saran maupun kritik dari dari para karyawan.
    • Secara formal dapat diperoleh melalui komite keselamatan kerja atau secara informal melalui penyelia.
    • Membutuhkan budaya ‘tidak saling menyalahkan’ untuk memberanikan pekerja melaporkan masalah.
    • Sering kali pekerja lebih mengetahui dan dapat menyampaikan apa yang perlu dilakukan.
    • Diperlukan umpan balik bagi pekerja dalam bentuk tindakan untuk mempertahankan kredibilitas manajemen.

Sumber Artikel: Redjeki, Sri. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan  Republik Indonesia.
Source of web image cover from //responsablestaffing.com


 

Indonesia Safety Center
mengadakan
Public Training Ahli K3 Umum
pada tanggal
14-26 Oktober 2019
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A,
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Laksmi – Surabaya | cs.sby@synergysolusi.com |08111798354

 

Rate this post

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2025

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]