Jakarta—Pergeseran tren kegiatan eksplorasi migas yang sekarang bergerak ke laut dalam menciptakan peluang signifikan bagi perkembangan industri perkapalan di Indonesia. Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas Baris Sitorus dalam acara Marine Study Excursion 2016, yang diselenggarakan SKK Migas dan Himpunan Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Himasiskal), Fakultas Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Jakarta, Rabu (24/2).
“Industri hulu migas nasional saat ini menggunakan lebih dari 650 kapal dengan docking (perawatan) kapal lebih dari 100 kapal per tahun,” ujar Baris.
Sebelumnya, dalam kesempatan berbeda, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan kebutuhan kapal industri hulu migas akan semakin meningkat dengan seiring pengembangan beberapa proyek gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah timur Indonesia.
“Artinya, industri hulu migas menyediakan market yang bagus untuk industri perkapalan nasional,” ujar Amien saat itu.
Dalam acara Marine Study Excursion 2016 yang dihadiri oleh 80 mahasiswa tersebut, SKK Migas menyampaikan harapan supaya mahasiswa teknik perkapalan untuk terus bersemangat meningkatkan kapasitas diri sehingga nanti mampu berperan memajukan industri perkapalan nasional. Hal ini menjadi semakin penting mengingat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah berlaku.
“Persaingan bukan hanya dengan alumnus-alumnus di kampus dalam negeri, namun juga dengan alumnus kampus di negara-negara ASEAN,” ujar Baris.
Sumber: http://www.skkmigas.go.id/