“Beritahu saya, maka saya akan lupa. Tunjukkan kepada saya, maka saya akan ingat. Libatkan saya, maka saya akan mengerti.”
Pepatah Tiongkok ini sangat relevan dalam membangun budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
Budaya K3 adalah hasil dari persepsi bersama yang dipengaruhi oleh nilai-nilai perusahaan dan membentuk kebiasaan keselamatan yang konsisten. Dengan budaya K3 yang kuat, karyawan akan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan mematuhi prosedur keselamatan secara otomatis, bahkan tanpa pengawasan. Mereka memahami bahwa K3 adalah untuk keselamatan diri mereka.
Namun, membangun budaya K3 yang efektif adalah tantangan besar, terutama bagi seorang ahli K3. Mengubah kebiasaan banyak orang sering kali lebih sulit daripada mengubah mesin atau sistem. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih perilaku, apakah itu aman atau tidak. Terkadang, perilaku aman hanya terlihat saat ada pengawasan, sementara saat tidak ada pengawasan, perilaku tersebut bisa kembali ke kebiasaan lama.
Jika inspeksi harian atau media promosi K3 tidak efektif mengubah perilaku, atau jika pertemuan seperti toolbox meeting dianggap sekadar formalitas, maka sudah saatnya melibatkan pekerja lebih dalam dalam membangun budaya K3.
Baca juga: Mengenal Toolbox Meeting: Pengertian, Manfaat, Penerapan, dan Contohnya
5 Langkah Sederhana untuk Melibatkan Pekerja dalam Membangun Budaya K3:
1. Ubah Pandangan Tentang K3: Ini Tanggung Jawab Semua Pihak
Seringkali, banyak perusahaan menganggap bahwa semua hal terkait K3 adalah tanggung jawab departemen K3. Padahal, keselamatan kerja adalah tanggung jawab seluruh perusahaan, mulai dari manajemen puncak hingga level operasional. Setiap departemen harus berhenti menyerahkan seluruh tanggung jawab keselamatan kepada departemen K3. Meski begitu, departemen K3 tetap memiliki peran sebagai pengkoordinasi utama seluruh aktivitas K3 di perusahaan.
2. Bangun Program K3 yang Spesifik untuk Setiap Tingkatan Manajemen
Setiap tingkat manajemen memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Oleh karena itu, program peningkatan budaya K3 perlu disesuaikan dengan tingkatannya. Untuk operator dan staf, bisa dibuat program ide perbaikan keselamatan kerja. Sementara itu, untuk top manajemen, program seperti inspeksi manajemen rutin per bulan sangat relevan. Program seperti HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control) juga penting, karena melibatkan input dari setiap departemen terkait.
3. Sepakati Target Bersama
Program K3 yang efektif memerlukan target yang jelas dan terukur. Target-target ini harus disepakati bersama oleh semua pihak, termasuk manajemen puncak. Lebih baik lagi, target tersebut harus menjadi tanggung jawab seluruh departemen, bukan hanya departemen K3. Misalnya, menetapkan angka inspeksi manajemen atau ide perbaikan yang harus dicapai setiap bulan. Berdasarkan penelitian kecil yang saya lakukan, keterlibatan aktif departemen dalam target K3 dapat meningkatkan pelaksanaan program K3 hingga 20 kali lipat dalam setahun.
4. Lakukan Pengawasan dan Analisis Target Secara Berkala
Setelah target disepakati, langkah berikutnya adalah memantau tren pencapaian target setiap bulannya. Ini memungkinkan perusahaan melihat departemen mana yang belum memenuhi target yang telah disepakati. Tren tersebut dapat dipresentasikan kepada manajemen untuk memberikan gambaran sejauh mana setiap pihak terlibat dalam program K3.
5. Tetapkan Konsekuensi yang Jelas
Jangan biarkan target yang sudah disepakati menjadi sia-sia. Penting untuk menetapkan mekanisme konsekuensi bagi mereka yang berhasil memenuhi target dan bagi mereka yang tidak. Misalnya, melakukan evaluasi rutin di pertemuan manajemen atau penurunan bonus bagi yang tidak mencapai target yang telah disepakati.
Kesimpulan
Membangun budaya K3 yang kuat di perusahaan memerlukan upaya kolektif dari seluruh departemen, bukan hanya tanggung jawab departemen K3. Melibatkan pekerja dalam proses ini, menetapkan target yang jelas, dan memberikan pengawasan serta konsekuensi yang sesuai akan sangat membantu mencapai tujuan keselamatan kerja yang efektif. Dengan komitmen bersama, budaya K3 akan berkembang dan berfungsi sebagai landasan penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.