Memahami Cara Kerja Rapid Test COVID-19

Bagikan:

cara kerja rapid test

Kasus positif virus corona terus meningkat setiap harinya. Banyak imbauan dan langkah yang telah diambil pemerintah untuk memperlambat penyebaran Covid-19 ini. Mulai dari meliburkan sekolah, instansi pemerintah, dan perusahaan hingga menggalakkan physical distancing. Hal lain yang telah dilakukan pemerintah adalah melakukan uji deteksi virus corona, salah satunya dengan rapid test untuk mendeteksi kemungkinan seseorang terpapar virus corona dengan harapan penyebaran Covid-19 dapat diperlambat.

Rapid test Covid-19 adalah pemeriksaan antibodi sebagai deteksi awal untuk mengetahui keadaan saat ini dalam mencegah penularan Covid-19. Hasil dari rapid test ini adalah positif dan negatif terpapar virus corona. Tidak semua orang menjadi prioritas untuk dites menggunakan rapid test. Biasanya, yang menjalani rapid test ini adalah mereka yang pernah atau memiliki kontak erat dengan orang yang telah dinyatakan positif Covid-19.

Seberapa akurat rapid test Covid-19 itu? Dilansir dari Kompas, menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, hasil dari rapid test masih harus diuji kembali melalui PCR test atau yang lebih dikenal dengan swab test.

Mengapa tes PCR lebih akurat daripada rapid test? Menurut Wiku, tes PCR langsung menyasar pada deteksi virus corona SARS-CoV-2 dan hasilnya dianggap akurat. Maka dari itu, tes PCR kemudian dianggap sebagai standar dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2, bukan rapid test. Tes PCR langsung mengambil sampel cairan tubuh yang paling banyak mengandung virus yaitu menggunakan alat usap melalui hidung atau diambil dari dahak.

Sementara, rapid test mengambil sampel darah yang kemudian akan diketahui apakah dalam darah sudah terbentuk antibodi yang muncul ketika seseorang terinfeksi virus corona. Dengan kata lain, rapid test tidak mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh, melainkan antibodi. Masalahnya, terkadang tubuh belum membentuk antibodi ketika dilakukan rapid test karena mungkin daya tahan tubuh sedang bagus, padahal saat dilakukan rapid test ia telah terinfeksi. Jika hasil rapid test negatif tetapi telah terinfeksi, maka orang tersebut berisiko menularkan virus corona ke orang lain yang mungkin berisiko tinggi muncul gejala yang parah.

 

Apa yang harus dilakukan jika hasil rapid test Anda muncul positif Covid-19? Apa pula yang harus dilakukan jika hasil rapid test Anda muncul negatif?

hasil rapid test

Positif Covid-19 dari hasil rapid test

Bila Anda tidak menunjukkan gejala Covid-19 seperti demam, batuk, tenggorokan gatal, dan sesak napas, maka Anda diharuskan untuk melakukan isolasi mandiri dengan tetap berada di rumah. Bila muncul gejala-gejala tersebut dan ternyata dirasakan semakin memberat, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab. Mengapa begitu? Karena IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu Anda terinfeksi. Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk. Jadi, kalau Anda menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.

Begitupun saat hasil rapid testnya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi COVID-19. Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar terinfeksi COVID-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah, misalnya.

Bila Anda memerlukan konsultasi dapat menghubungi layanan digital health seperti Halodoc, SehatPedia, Alodokter, SehatQ, KlikDokter, ProSehat, GoodDoctor, Docquity, dan sebagainya.

Negatif Covid-19 dari hasil rapid test

Bila Anda terdeteksi negatif Covid-19, Anda diharapkan tetap berada di rumah dan lakukan physical distancing atau jaga jarak dengan anggota keluarga. Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Nah, itulah sedikit rangkuman tentang rapid test dan bagaimana menyikapi hasilnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Tetap sehat, tetap tenang, ya, Sahabat Proxsis!

 

Sumber : amp.tirto.id

Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?