Alat Pemadam Api
Alat pemadam api telah berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis besar alat pemadam api ini dapat dibedakan menjadi :
- alat pemadam api gerak yaitu alat pemadam api yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan mudah misalnya: alat pemadam api ringan (APAR), mobil pemadam api dan lain sebagainya.
- pemadam api instalasi tetap misalnya springkle, hydrant dan lain sebagainya.
A. Alat pemadam api ringan (APAR)
Alat pemadam api ringan (APAR) atau fire extinguisers adalah alat pemadam api yang mudah dipergunakan oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar 30 % kejadian kebakaran.
Secara singkat cara mengoperasikan APAR adalah sebagai berikut.
1. APAR Jenis Air
Pada jenis ini media pemadamnya berupa air yang terletak pada tabung. Dibuat dalam dua konstruksi yaitu SPT dan GCT. Jarak jangkau pancaran sekitar 10 ft sampai 20 ft. Dan waktu pancaran sekitar satu menit untuk kapasitas 2,5 galon. Hanya direkomendasikan untuk kebakaran jenis A, dengan luas bidang jangkauan sekitar 2500 ft persegi, jarak penempatan setiap 50 ft.
2. APAR Jenis Busa
Tabung utama berisi larutan sodium bikarbonat (ditambah dengan penstabil busa). Tabung sebelah dalam berisi larutan aluminium sulfat. Campuran dari kedua larutan tersebut akan menghasilkan busa dengan volume 10 kali lipat. Busa ini kemudian didorong oleh gas pendorong (biasanya CO2 )..
3. APAR Jenis Karbon Dioksida
APAR jenis ini memadamkan dengan cara isolasi (smothering) di mana oksigen diupayakan terpisah dari apinya. Di samping itu CO2 juga mempunyai peranan dalam pendinginan. Material yang diselimuti oleh CO2 akan cenderung lebih dingin.
4. APAR Jenis Serbuk Kimia Kering (dry chemical powder)
APAR jenis ini berisi tepung kering sodium bikarbonat dan tabung gas karbon dioksida atau gas nitrogen (di dalam cartridge) sebagai pendorongnya. Gas pendorong bisa ditempatkan dalam tabung atau di luar tabung. Tepung kimia kering bersifat cepat menutup material yang terbakar, dan mempunyai daya jangkau menutup permukaan yang cukup luas.
5. APAR Jenis Gas Halon dan Pasca Halon
APAR jenis ini biasanya berisi gas halon yang terdiri dari unsur-unsur karbon, fluorine, bromide dan chlorine. Namun sejak diketemukan lubang pada lapisan ozon yang diduga disebabkan oleh salah satu unsur gas halon maka menurut perjanjian Montreal gas halon tidak boleh dipergunakan lagi, dan mulai 1 Januari 1994 gas halon tidak boleh diproduksi.
B. Pemercik Air Otomatis
1. Penggunaan Pemercik Otomatis
Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam kebakaran instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-gedung.
Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers pecah karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan memercik ke seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api.
2. Jenis Sistem Pemercik Otomatis
Secara garis besar sistem pemercik otomatis dikategorikan menjadi (1) sistem pipa basah, (2) sistem pipa kering, (3) sistem deluge dan (4) pre action system.
a. Sistem pipa basah
Pemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe system) ialah apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan. Sistem ini memakai kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah karena panas maka air bertekanan segera memancar keluar memadamkan area yang terbakar. Air akan memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah saja.
b. Sistem pipa kering
Pada sistem pipa kering pipa distribusi tidak tersisi air. Sistem ini dipakai apabila tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan bertemperatur dingin sedemikian sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku. Tempat seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat dingin dan lain sebagainya.
Di dalam pipa distribusi tidak berisi air melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan. Apabila terjadi kebakaran maka sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan kontrol aliran air bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk memadamkan kebakaran. Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah saja.
c. Deluge system
Deluge system atau system banjir atau sistem pancaran serentak biasanya dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar secara keseluruhan misalnya gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard, polyurethane, hanggar pesawat terbang dan lain sebagainya. Pada sistem ini semua sprinkler dalam keadaan terbuka, kemudian apabila ada sinyal kebakaran dari sistem deteksi maka seluruh sprinkler akan memancarkan air. Jadi sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan pengontrol lain yang berfungsi untuk memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu.
d. Pre-action system
Sistem ini bertujuan untuk membantu mempercepat aliran air pada sistem kering. Pada dasarnya konstruksi terdiri dari gabungan standard sprinkler system dengan alat pengindera kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat awal pengindera mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung bekerja mengisi air pada pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi sebelum sprinkler pecah karena panas. Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering pecah maka di dalam pipa sudah berisi air yang langsung memancar pada tempat yang terbakar.
C. Kepala Pemercik Otomatis
Kepala pemercik otomatis betugas untuk memancarkan air apabila telah mendapat sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif memancarkan air bila temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan quartozoid bulb (jenis a) atau memutus pengunci (jeins b). Temperatur ini disebut “temperature rating” dan biasanya besarnya sekitar 60 oC sampai 70 oC. Namun untuk beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran juga tersedia kepala pemercik dengan temperature rating yang lebih tinggi.
D. Detektor Kebakaran
. Detektor kebakaran yang biasanya dipergunakan adalah (1) detektor asap, (2) detektor panas dan (3) detektor nyala. Namun demikian seiring dengan perkembangan teknologi maka telah berkembang berbagai detektor kebakaran yang semakin peka dan canggih.
1. Detektor Asap
Detektor asap yang sering dipakai adalah (1) detektor asap ion dan detektor asap dengan. Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion positif dan ion negatif. Sebuah sumber radioaktif menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada keadaan tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang. Namun pada kondisi berasap maka keseimbangan ion positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu jaringan elektris untuk memberi tahukan ketidak normalan sistem ke pusat pengendali.
2. Detektor Panas
Salah satu contoh detektor panas adalah seperti pada sprinklers
3. Detektor Nyala.
Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada daerah jangkauannya.
Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka filter infra-red hanya akan meneruskan radiasi infra-red melalui lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh light sensing element yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi. Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang membedakan dengan radiasi yang bukan dari nyala api, sehingga dapat menjamin kepastian bahwa yang tertangkap adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini kemudian memicu rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat pengendali kebakaran.
Source : https://kazethelight.wordpress.com