Merancang Bisnis Proses Manual Mutu sesuai ISO 9001

Bagikan:

Mungkin banyak diantara kita yang masih gamang bagaimana membuat manual mutu ISO 9001 yang sesuai dengan lingkup bisnis proses kita. Berikut ini adalah tips-tips untuk merancang manual mutu disesuaikan dengan peta bisnis proses:
  1. Buatlah peta bisnis proses yang memuat identifikasi : Suplier-Input-Proses-Output-Customer (SIPOC). Masing masing proses harus menggambarkan urutan antar proses sehingga terlihat ujung dan akhir dari sebuah proses. Pada dasarnya Bisnis proses adalah gabungan proses dari lingkup yang lebih kecil seperti proses di bagian, proses di departemen atau proses di divisi.
  2. Tetapkan proses utama bisnis Anda misalnya : Jasa Pelayaran, Jasa Pendidikan, Manufaktur Metal Dies, Jasa Penerbangan, Jasa Training, Jasa Manufaktur Part Component Automotive, dll.
  3. Setiap proses utama akan terkait dengan Customer Oriented Process (COP) dimana input dan output berhubungan langsung dengan pelanggan. Contoh proses pembayaran, proses order, proses claim, dsb.
  4. Setiap proses utama juga didukung oleh proses pendukung seperti maintenance mesin, human resources, rekruitmen, pengadaan, dll.
  5. Setiap proses utama juga dilingkupi proses manajemen seperti proses audit internal, pengendalian dokumen dan data, manajemen review, tindakan perbaikan dan pencegahan, dll.
  6. Buatlah proses mana yang dikecualikan (proses ini tidak perlu digambarkan dalam peta bisnis namun dijelaskan pada ruang lingkup manual mutu).
  7. Buatlah ketentuan jika terdapat proses yang disubkontraktorkan / diambil alih oleh pihak ketiga.
  8. Buatlah identifikasi yang jelas pada bisnis proses tersebut seperti tanggal terbit, revisi, pengesahan dan iddentifikasi pengendalian dokumen.

Setiap organisasi adalah unik, artinya satu sama lain bisa berbeda bisnis prosesnya. Yang sama adalah adanya gambaran SIPOC dari setiap organisasi yang menjalankan ISO 9001.

 

Bisakah tanpa ISO 9001 perusahaan bisa memuaskan pelanggan?

Sangat Bisa!!!
Seperti halnya kita menjawab pertanyaan, bisakah tanpa SIM seseoang bisa mengendarai kendaraan dengan baik? Bisa bukan?

Jika persepsi ISO 9001 hanya untuk meneria selembar sertifikat maka perusahaan tidak akan bisa memuaskan pelanggannya dengan maksimal. Namun jika kasusnya ISO 9001 memang menjadi niatan baik untuk memuaskan pelanggan agar bisnis terus bergulir maka sertifikat akan menjadi semacam pengingat, bahwa pelanggan menaruh harapan besar untuk selalu ingin dipuaskan.

Perusahaan tanpa ISO pun bisa menerapkan prinsip ISO. Faktanya klausul-klausul dalam ISO 9001 adalah sudah ada dan sifatnya natural jika seseorang ingin menjalankan bisnisnya dengan baik. Contoh nilai-nilai natural dalam berbisnis adalah :
Bukankah setiap pelanggan memang ingin selalu dipuaskan?
Bukankah merencanakan kegiatan memang diperlukan dalam setiap aktivitas?
Bukankah pekerja yang belum bisa memang harus di training?
Bukankah sebuah ketidaksesuaian harus dicegah dan diperbaiki?
dan masih banyak lagi…

Kuncinya adalah semakin kita menerapkan nilai-nilai untuk kepuasan pelanggan semakin ketat (bahkan mungkin diatas persyaratan ISO 9001) maka tanpa sertifikat ISO 9001 pun kita akan tetap eksis.

 

Source : http://ipqi.org/merancang-bisnis-proses-manual-mutu-sesuai-iso-9001/

Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?