Jakarta – Pemanfaatan gas untuk jaringan perkotaan dan moda transportasi berada di urutan terbawah dibandingkan pemanfaatan lain seperti listrik dan energi.
Adapun, berdasarkan data SKK Migas, selama 2015 volume gas dalam kontrak berjalan tercatat 7.733,67 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) dan volume yang terserap hanya 87,2% atau 6.746,9 BBTUD.
Dari angka tersebut, kontrak berjalan untuk bahan bakar gas transportasi sebanyak 8,7 BBTUD dan hanya terserap 4,37 BBTUD. Sedangkan, untuk jaringan gas kota hanya terserap 2,08 BBTUD dari kontrak berjalan sebesar 3,51 BBTUD.
Sementara itu, pemanfaatan tertinggi baru ada di gas cair (liquefied natural gas/LNG) ekspor yang menyentuh angka 2.147,2 BBTUD.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan konsumsi gas terkendala infrastruktur.
Pasalnya, selama ini laju perkembangan infrastruktur penyaluran gas sangat lambat.
“Infrastruktur penyaluran gas berjalan lambat sekali dan sayang sekali untuk listrik, rumah tangga, industri, transportasi masih rendah penggunaannya,” ujarnya.
Selama ini, katanya, pihaknya belum menerima respons pihak swasta untuk turut terlibat membangun infrastruktur.
Pasalnya, dia menganggap pihak swasta tak tertarik dengan investasi di bidang pengembangan jaringan gas kota dan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas.
“Kami tidak mendapat proposal dari swasta untuk membangun SPBG. Senang sekali kalau alokasikan gas untuk jargas, SPBG,” katanya.
Sumber: http://industri.bisnis.com/