Artikel Safety

Pengertian Safety Leadership

Bagikan:

safety-leader-001
Menanamkan Budaya Kepemimpinan didalam Pelaksanaan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 
Safety Leadership is “The process of defining the desired state, setting up the team to succeed,  and engaging inthe discretionary efforts that drive the safety value,” which broadly boils down to “engaging in and maintaining behaviorsthat help others achieve our safety goals”

Telah diketahui bahwa kepemimpinan sangatlah penting dalam menciptakan suatu budaya yang mendukung dan memajukan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang kuat di dalam suatu organisasi. Tidak mudah untuk membangun sebuah budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja sehingga diperlukan usaha untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari insiden dengan pelaksanaan keselamatan yang terstruktur, sistematis dan secara terus menerus melakukan peninjauan kembali terhadap apa yang telah dilakukan untuk pengendalian operasi yang lebih baik.

Komitmen terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerjaakan berkontribusi terhadap peningkatan operasi, penurunan biaya dan peningkatan produktifitas. Komitmen dari Top Level Management merupakan katalisator utama dalam keterlibatan manajemen dan pertisipasi pekerja untuk mendukung pencapaian target objektif dari pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di suatu organisasi.

Seorang pemimpin dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan atau target objektif yang diinginkan, transformational leader dapat membuat dampak positif pada sikap, perilaku dan kinerja organisasi. Perubahan suatu budaya perilaku yang aman dalam sebuah organisasi tidak akan dapat dilakukan secara efektif tanpa adanya perubahan terhadap kepemimpinan yang orientasinya berpihak pada penerapan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja.
Banyak sekali konsep-konsep serta metode mengenai Kepemimpinan  yang telah dikembangkan berdasarkan pendekatan keilmuan yang berkembang dan digunakan sebagai pedoman dan acuan didalam menyusun sebuah program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang terukur untuk memperkecil angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Namun tidak semua dari program yang diaplikasikan mencapai target objektif yang telah ditentukan dikarenakan kesalahan didalam mengadopsi sebuah konsep dan metode mengenai kepemimpinan dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
Pada dasarnya masing-masing konsep serta metode Kepimipinan dalam aspek K3 mempunyai kelebihan dan kekurangan didalam aplikasinya sehingga indikator yang digunakan didalam mengembangkan sebuah program Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebaiknya tidak bersifat tunggal dalam menggambarkan permasalahan budaya pekerja sehingga melupakan indikator penting lainnya pada sebuah kerangka sistem . Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak orang berfikir faktor kesalahan manusia menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan.
The Safety Culture of an organisation is the product of the individual and
group values, attitudes, perceptions, competencies and patterns of behaviour that determine the commitment to, and the style and proficiency of, an organisation’s health and safety management.
Lebih detail silahkan lihat : http://www.managementbriefs.com/_media/pdfs/safety_matters_chapter3.pdf
Dengan implementasi pengendalian ketat, Indikator terdepan (Lead Indicator) atau penentuan Key Performance Indeks (KPI) pada rencana pelaksanaan suatu program yang dilakukan secara teratur tidak hanya meningkatkan keyakinan manajemen tetapi juga suatu tindakan yang nyata yang dapat dilihat oleh pekerja terhadap komitmen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Meningkatan Fokus pada Prilaku yang AMAN

Program harusnya di fokuskan kepada “safe Behaviour” dengan cara mengembangkan “Safe Behaviour Influencer Framework”- kerangka kerja yang berisi program-program dan inisiatif penting:

  • Program pelatihan kesadaran berprilaku aman-dilakukan sebagai dukungan terhadap kegiatan-kegiatan beresiko tinggi sesuai dengan kualifikasi pekerja berdasarkan Training Matriks
  • Pengharapan untuk level staff seniorSebuah program harusnya dikembangkan untuk Semua staf manajemen senior akan di evaluasi berdasarkan pendekatan/perilaku Safety Leadership menggunakan proses evaluasi terstruktur yang akan mengidentifikasi posisi mereka terkait benchmark leadership yang diharapkan.
  • Kampanye topik kritismemperkenalan kampanye topik kritis, yang diluncurkan dalam program terstruktur dan inisiatif yang telah disetujui berdasarkan hasil prilaku yang diinginkan terkait dengan risiko-risiko utama
  • Alert Komik Pekerja topik kritis  (Critical Topic worke comic Alerts)serta video keselamatan-dikembangkannya komik dan video mengenai Alur cerita yang dikembangkan berdasarkan insiden nyata dengan pesan pesan kunci yang strategis dengan fokus pada hasil prilaku yang inginkan terkait dengan insiden tertentu.
  • Booklet (Identifikasi dan penilaian Bahaya)dikembangkannya sebuah Kartu yang berfungsi untuk sebagai pengingat dalam merencanakan semua kegiatan kerja dan memastikan  bahwa pekerja memahami risiko yang ada dan mampu mengembangkan sistem kendali serta melakukan pengawasan secara terus menerus untuk memastikan semua proses sampai dengan pekerjaan utam mereka selesai harus dilakukan dengan aman.
  • Pengharapan dari staf Frontline-dikembangkannya ‘safety Performance Expectations” meruapakan salah satu kunci dari penerapan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan peranan masing-masing pekerja 

Kompleksitas aplikasi konsep prilaku sehat dan selamat seharusnya bukan merupakan hambatan didalam mengembangkan sebuah program budaya kesehatan dan keselamatan kerja sehingga melalui komitmen terhadap implementasi budaya kepemimpinan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap pandangan pekerja tentang komitmen manajemen terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

Source : http://andryzsafer.blogspot.com/

Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?