Artikel Safety

Pertolongan Pertama pada Cedera Kepala

Bagikan:

Cedera kepala merupakan salah satu bentuk kegawatdaruratan. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian.

Fungsi dari tulang tengkorak adalah melindungi otak dari cedera. Selain tulang, otak juga dilindungi oleh berlapis-lapis jaringan ikat (meninges) dan cairan yang berfungsi sebagai shock absorber.

Ketika terjadi cedera kepala, gangguan fungsi otak dapat timbul tanpa adanya kelainan kepala yang tampak dari luar. Gaya yang mengenai kepala dapat menyebabkan otak terbentur pada bagian dalam tulang kepala. Benturan ini dapat mengakibatkan perdarahan pada otak atau jaringan di sekitarnya, memar pada jaringan otak, atau kerusakan serabut saraf di dalam otak.

Penanganan korban dengan cedera kepala diawali dengan tindakan ABC (airway, breathing, circulation) dan resusitasi. Beberapa orang dengan cedera kepala juga mengalami cedera yang lain sehingga penanganannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Cedera kepala meliputi cedera yang terjadi pada kulit kepala, tulang tengkorak, dan otak. Cedera ringan dapat berupa cedera ringan atau cedera berat. Cedera kepala juga dapat dibagi menjadi 2.

  • Cedera kepala tertutup. Yaitu dimana terjadi benturan kepala yang tidak sampai menimbulkan patah tulang tengkorak atau dengan kata lain, tulang tengkorak masih utuh.
  • Cedera kepala terbuka (penetrating head injury). Yaitu dimana benda yang membentur kepala mematahkan tulang tengkorak dan menembus otak. Cedera kepala jenis ini biasanya terjadi pada peristiwa kecelakaan dengan kecepatan tinggi atau karena tembakan peluru.

Cedera kepala dapat meliputi konkusio, luka pada kulit kepala, atau patah tulang tengkorak. Cedera kepala dapat menyebabkan perdarahan di jaringan otak dan/atau di jaringan sekitar otak.

Penyebab cedera kepala

Penyebab paling sering dari cedera kepala meliputi kecelakaan kerja atau pada saat olahraga, jatuh, penganiayaan, dan kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar cedera yang ditimbulkan masih bersifat ringan karena otak masih terlindungi oleh tulang tengkorak. Namun, beberapa di antaranya cukup berat sehingga diperlukan perawatan di rumah sakit.

Gejala cedera kepala

Penting untuk diingat bahwa cedera kepala dapat menimbulkan gejala dan tanda yang berbeda-beda, mulai dari orang yang tidak merasakan apapun hingga yang langsung koma. Gejalanya dapat muncul saat terjadinya peristiwa yang menimbulkan cedera, atau muncul secara perlahan-lahan dalam hitungan jam hingga hari.

Cedera kepala harus selalu dicurigai pada setiap korban kecelakaan atau jatuh, terutama dengan memperhatikan mekanisme terjadinya kecelakaan tersebut dan posisi korban serta gejala-gejala yang muncul pada korban. Hilangnya kesadaran, walau cuma sebentar, bukan merupakan hal yang normal. Disorientasi (bingung atau tidak tahu waktu, tempat, atau orang), kejang, dan muntah yang berulang kali menjadi tanda perlunya penanganan medis cepat.

Pada beberapa keadaan, cedera kepala yang berupa konkusio dapat sulit untuk dikenali gejalanya. Pasien mungkin akan merasa sulit berkonsentrasi, suasana hati mudah berubah, tingkah laku tidak seperti biasanya, perubahan pola tidur, dan gejala lainnya. Pemeriksaan medis perlu dilakukan pada orang-orang seperti ini meskipun peristiwa yang menyebabkan cedera kepala itu sudah lama berlalu.

Pertolongan pertama.

Mempelajari tanda-tanda cedera kepala berat dan cara untuk melakukan pertolongan pertama akan mampu menyelamatkan nyawa seseorang. Segera hubungi unit gawat darurat terdekat, jika orang yang diduga mengalami cedera kepala memiliki tanda-tanda berikut.

  • Penurunan kesadaran.
  • Tidak bisa menggerakkan salah satu atau kedua lengan dan/atau kaki, kesulitan berbicara, atau pandangan kabur.
  • Muntah lebih dari satu kali.
  • Hilang ingatan jangka pendek.
  • Mudah mengantuk.
  • Tingkah laku tidak seperti biasanya.
  • Mengeluh nyeri kepala berat atau kaku leher.
  • Pupil (bagian hitam di tengah bola mata) tidak sama ukurannya.
  • Orang dengan cedera kepala yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol.
  • Orang dengan cedera kepala yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah, misalnya warfarin dan heparin.

Bila ditemukan tanda-tanda tersebut, segera hubungi unit gawat darurat terdekat. Sambil menunggu bantuan atau ambulans, dapat dilakukan hal-hal berikut.

  • Periksa jalan napas (airway), pernapasan (breathing), dan sirkulasi jantung (circulation) pada orang tersebut. Bila perlu, lakukan bantuan napas dan resusitasi (CPR).
  • Jika orang tersebut masih bernapas dan denyut jantungnya normal, tetapi tidak sadarkan diri, stabilkan posisi kepala dan leher dengan tangan atau collar neck (bila ada). Pastikan kepala dan leher tetap lurus dan sebisa mungkin hindari menggerakkan kepala dan leher.
  • Bila ada perdarahan, hentikan perdarahan tersebut dengan menekan luka dengan kuat menggunakan kain bersih. Pastikan untuk tidak menggerakkan kepala orang yeng mengalami cedera kepala tersebut. Jika darah merembes pada kain yang ditutupkan tersebut, jangan melepaskan kain tersebut, tetapi langsung merangkapnya dengan kain yang lain.
  • Jika dicuriga ada patah tulang tengkorak, jangan menekan luka dan jangan mencoba membersihkan luka, tetapi langsung tutup luka dengan pembalut luka steril.
  • Jika orang dengan cedera kepala tersebut muntah, miringkan posisinya agar tidak tersedak oleh muntahannya. Pastikan posisi kepala dan leher tetap lurus.
  • Boleh juga dilakukan kompres dingin pada area yang bengkak.
  • Jangan mencoba mencabut benda apapun yang tertancap di kepala. Langsung bawa ke unit gawat darurat terdekat.

Pencegahan cedera kepala

  • Jatuh merupakan penyebab utama cedera kepala, terutama pada anak-anak dan lansia. Meminimalisir kejadian jatuh dapat dilakukan dengan cara memastikan lantai tidak licin, menggunakan alat bantu jalan, dan melakukan pengawasan pada saat anak atau lansia berada di kamar mandi atau berjalan di tangga.
  • Menggunakan helm, baik pada saat mengendarai sepeda atau sepeda motor, maupun saat melakukan aktivitas yang berisiko seperti mengendarai skateboard atau olahraga ski.
  • Mengendarai mobil dengan aman, yaitu dengan mengenakan sabuk pengaman dan menghindari aktivitas lain seperti menggunakan handphone pada saat sedang mengemudi. Jangan mengemudikan mobil atau kendaraan apapun dalam keadaan tidak sadar penuh, baik karena pengaruh alkohol maupun obat-obatan.

Read more: //doktersehat.com/pertolongan-pertama-untuk-cedera-kepala

ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan Training
Petugas P3K Sertifikasi Kemnaker RI

AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
 BILLA | [email protected] | 08111798354

 

Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?