SKK Migas Apreasiasi Renegosiasi Kontrak Pengadaan Rig PHE WMO

Bagikan:

Oil-RigSatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tetap mengapresiasi PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang berupaya memenuhi target produksi minyak dan gas bumi (migas) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, meskipun harga minyak dunia saat ini sedang mengalami penurunan.

“Kami mengapresiasi renegosiasi kontrak pengadaan rig yang dilakukan PHE WMO itu. Selain PHE WMO, Total E&P Indonesia yang juga sudah melakukan langkah serupa,” ungkap Sekretaris SKK Migas Budi Agustyono kepada wartawan, Madura, Jum’at (25/9).

Pasalnya, selain melakukan berbagai efisiensi biaya operasional, PHE WMO juga melakukan renegosiasi ulang pengadaan rig dan servis pengeboran untuk mendapatkan harga yang lebih murah hingga 25%. Jika target tersebut terpenuhi, PHE WMO berharap bisa mulai melakukan pengeboran 5 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi pada tahun 2016 mendatang.

Budi menjelaskan, renegosiasi kontrak tersebut menjadi contoh yang bisa diikuti Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya untuk menjaga keenonomian proyek yang telah direncanakan.

“Pencapaian target nasional bukan hal yang mudah karena terdapat kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Terlebih di tengah turunnya harga minyak dunia, industri hulu migas dituntut melaksanakan efisiensi biaya operasi,” jelasnya.

Selain renegosiasi kontrak, Budi melanjutkan, bahwa cara lainnya ialah dengan melakukan perubahan skenario operasi lapangan yang lebih sederhana serta kolaborasi operasi dengan perusahaan migas yang wilayahnya berdekatan. “Semisal sharing penggunaan material dan peralatan,” ujar Budi.

Secara terpisah, General Manager PHE WMO Boyke Pardede menyatakan, proses tender pengadaan 3 anjungan sedang berlangsung, sementara proses pengadaan rig untuk pengeboran 5 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi masuk tahap prakualifikasi.

“Saat ini karena harga minyak dunia turun 50%, PHE WMO berharap harga sewa rig dan servis pengeboran bisa turun 25%,” pungkas Boyke.

Boyke menyebutkan, pembangunan 3 platform dan pengeboran 5 sumur pengembangan serta 1 sumur eksplorasi tersebut sebenarnya merupakan proyek di 2015, tetapi ditunda pengerjaannya menjadi di 2016 nanti.

“PHE WMO berkomitmen untuk terus mendukung kinerja industri migas nasional. Di tengah kondisi harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan, terjadi beberapa penyesuaian terhadap aktivitas perusahaan. Namun, usaha-usaha untuk mencapai target produksi tetap dilaksanakan,” ungkap Boyke.

Menurutnya, di awal 2015 lalu, PHE WMO masih ada aktivitas pengeboran sumur pengembangan dan well works untuk memenuhi target produksi. “Tetapi karena harga minyak masih belum membaik, pengeboran sumur lainnya di tunda sampai dengan 2016,” tutup Boyke.

Sumber: http://www.jitunews.com/

Rate this post

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?