Tahun Ini, Cadangan Operasional BBM Dinaikkan Jadi Sebulan

Bagikan:

ilustrasi-BBM
Pemerintah menargetkan kenaikan cadangan operasional bahan bakar minyak (BBM) dari 18 hari menjadi 30 hari tahun ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan saat ini cadangan operasional BBM hanya berkisar 18 hari. Dia menargetkan kenaikan cadangan operasional menjadi 30 hari tahun ini.“Cadangan operasional 18 hari itu yg coba dinaikkan jadi sebulan,” katanya di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia menuturkan PT Pertamina (Persero) mengemban tugas menaikkan cadangan BBM. Pihaknya akan mendorong perusahaan pelat merah itu agar segera membangum cadangan operasional 30 hari.
Sebelumnya, pemerintah berencana menggunakan keuntungan dari bisnis BBM untuk meningkatkan cadangan. Akibat rencana tersebut memungkinkan harga BBM tidak turun ketika harga minyak dunia rendah. Selain untuk menaikkan cadangan, marjin yang cukup diperlukan bagi Pertamina untuk mengembangkan infrastruktur BBM di seluruh wilayah Indonesia.
Setiap penambahan stok operasional satu hari membutuhkan biaya Rp1,2 triliun atau membutuhkan Rp26,4 triliun untuk menaikkan dari 18 hari menjadi 30 hari. Selain membangun terminal penyimpanan baru, Pertamina juga mencari tangki penyimpanan milik badan usaha milik negara (BUMN) yang menganggur agar difungsikan untuk menyimpan cadangan nasional, salah satunya storage milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
PLN memiliki beberapa storage yang tidak terpakai akibat konversi bahan bakar pembangkit dari BBM ke batu bara dan sumber energi lain. Selain itu, perusahaan migas tersebut juga menjajaki pemanfaatan storage yang dimiliki PT Karatau Steel Tbk. Storage perusahaan lain seperti Chevron Pacific Indonesia juga tengah dijajaki.
Sudirman mengungkapkan dengan memanfaatkan storage menganggur milik BUMN, dia memperkirakan akan ada tambahan cadangan BBM selama 10 hari.
“Tinggal menunggu kesepakatan antara Pertamina dan BUMN, peningkatan cadangan BBM nasional bisa cepat tanpa harus bangun storage,” ungkapnya.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengemukakan fasilitas penyimpanan yang dimiliki Pertamina baru mencapai 3,2 juta kiloliter di luar penyimpanan yang berada di enam kilang. Sementara fasilitas tangki distribusi mencapai 2 juta kiloliter. Fasilitas penyimpanan itu termasuk dua floating storage yang salah satunya berlokasi di Bontang.
Menurut Ahmad, storage BUMN yang menganggur tidak seluruhnya dapat dipakai secara langsung. Dia mencontohkan storage milik Krakatau Steel yang hanya bisa menerima BBM namun tidak bisa menyalurkan. Alhasil, storage tersebut hanya bisa untuk menyimpan BBM konsumsi internal perusahaan.
Fasilitas penyimpanan milik PLN juga memiliki spesifikasi yang sama. “Misal PLN tidak pakai BBM lagi, namun susah dipakai. Perlu dimodifikasi,” tegasnya.
Source : http://industri.bisnis.com/
Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?