Keselamatan pertama

Apa yang ada di pikiranmu kompilasi mendengar atau melihat kata di atas?

Pastinya yang langsung terlintas di otak kita adalah pekerja proyek, helm, baju proyek dan lain sebagainya yang terkait dengan perproyekan.

Seperti yang kita bahas, Pemerintah saat ini sedang giat-giatnya dalam melakukan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, fasilitas kereta api, jembatan, serta sarana dan prasarana penunjang lainnya. Dalam hal ini pastinya perlu pembangunan pembangkit listrik sebagai penunjang pembangunan infrastruktur tersebut. Untuk kepentingan banyak pihak, program pembangunan tersebut harus disetujui oleh Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa disebut dengan K3 agar implementasinya tidak menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Fakta yang kita temui hingga saat ini, keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia masih sangat minim. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebesar 105,82 kasus kecelakaan kerja tahun 2016 sebanyak 105,182 kasus, sehingga mengalami penurunan sebanyak 4,6%. Sedangkan hingga Bulan Agustus tahun 2017 sebanyak 80.392 kasus. Dan sepanjang tahun 2018, BPJS mencatat ada 157.313 kasus kecelakaan kerja. Dari jumlah yang dikeluarkan karena kerja tersebut, maka diperlukan dari usaha-usaha yang dilindungi terhadap tenaga kerja. Diantaranya adalah melalui pendidikan dan latihan dengan para tenaga kerja (pelatihan K3 yang dibuktikan dengan adanya sertifikat K3).

Jadi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah memperhatikan sertfikat K3 para tenaga kerja.

Pertanyaannya adalah, apakah memenuhi kualifikasi pentingkah K3 untuk sertifikasi kualifikasi dan kualifikasi Pekerja di Indonesia?

Simpel saja, hal itu menjadi sangat penting karena sertifikat K3 merupakan sebuah sertifikat yang wajib atas keahlian dan keahlian tenaga kerja di bidangnya masing-masing yang mampu menjamin kualitas dan pengerjaan proyek di lapangan.

Sertifikasi Tenaga Ahli K3 juga merupakan salah satu perangkat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas di tempat kerja dan meningkatkan kualifikasi di Indonesia.

Era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus disetujui oleh seluruh negara anggota.

Jika K3 memang sepenting itu, maka banyak Pekerja di Indonesia yang akan mempertanyakan tentang cara memperoleh Sertifikat K3?

Berikut ini cara mendapatkan Sertifikasi dan Lisensi K3 dari KEMNAKER RI:

1. Untuk mendapatkan Sertifikat K3, tenaga kerja perlu melakukan pelatihan yang diselenggarakan oleh departemen tenaga kerja (sekarang menjadi Kemnaker) atau Badan atau Lembaga Pendidikan yang mendapatkan Kemnaker.
2. Setelah itu, tenaga kerja mengikuti uji kompetensi. Jika lulus maka tenaga kerja akan mendapatkan Sertifikat dan SIO / Lisensi sesuai pasal 7 dan 8 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan K
3. Pelatihan ini dilakukan oleh Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) yang diselenggarakan oleh KEMNAKER RI, ISC Safety School merupakan perusahaan yang dapat memberikan dukungan dalam pengembangan kompetensi dan sertifikasi tersebut. ISC Safety School juga turut hadir dalam pengembangan kompetensi K3 dalam standar Nasional maupun Internasional.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dalam Pasal 9 ayat 3

“Pengurus Ditangani Pembinaan Bagi Semua Tenaga Kerja yang Terjadi di Bawah Kepemimpinannya, Dalam Pertanggungan Dan Pemberantasan Kebakaran Juga Peningkatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Juga dalam Bantuan Pertolongan Pertama Dalam Kecelakaan”

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di suatu perusahaan tidak akan dapat diatur dengan baik oleh para tenaga kerja tidak memiliki sertifikat K3 atau dengan kata lain tidak dibekali dengan pengetahuan tentang K3 secara maksimal.

Sumber: http://safetynet.asia/kegunaan-sertifikat-k3// & https://www.synergysolusi.com/en/services/isc-safety-school.html