Mari berkenalan dengan penutur cerita kali ini, dia adalah Rakhma, seorang karyawan salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Saat ini usianya 25 tahun dan sudah menduduki posisi supervisor di perusahaan tersebut.

Seperti yang telah kita ketahui, perusahaan selalu dituntut untuk berinovasi, agar tidak tertinggal dari kompetitor terdekatnya. Tidak jarang, beberapa petinggi perusahaan menuntut para karyawannya untuk menciptakan ide – ide inovatif yang berpotensi menghasilkan profit.

Dalam proses brainstorming, setiap orang mengusulkan gagasan berdasarkan permasalahan personal dan jalan keluar seperti apa yang seharusnya dilakukan. Rakhma selalu mengusulkan ide – idenya, namun apa yang diusulkannya tidak pernah mendapatkan feedback dan apresiasi apapun.

Hingga masuk fase presentasi, ide yang Rakhma usulkan malah justru dipresentasikan di jajaran para petinggi dan diklaim secara sepihak oleh atasannya sendiri. Rakhma sama sekali tidak mendapatkan kredit apapun dalam hal ini. Hal ini pastinya membuat geram setiap orang yang mengalaminya.

Meski begitu, Rakhma sadar bahwa emosi yang dimilikinya adalah bentuk kekesalan sesaat dan bisa berdampak negatif jangka panjang bila tidak disalurkan dengan semestinya.

Jika sudah seperti ini, berpikir positif memang perlu. Dengan berpikir positif, kamu akan terus berjalan di jalur yang benar dan tepat selama mengerjakan tugas. Jangan terjebak dalam kepicikan sama seperti rekan kerja yang mencuri idemu itu. Kalau kamu terus melakukan hal benar dan tepat, semua orang akan percaya bahwa kamu adalah orang yang baik dan dapat diandalkan.

Namun bukan berarti berpikir positif sama dengan menerima kecurangan yang telah dilakukan rekanmu. Sesekali kamu perlu menegurnya, cara itu bisa menghentikan kebiasaannya. Sampaikan secara baik-baik dan bertanya apa motifnya mengambil idemu, padahal sama-sama tahu ide itu sudah kamu klaim.

Sumber : https://pelatihanpengembangansdm.co.id/ide-kerja-dicuri-harus-bagaimana/