Optimis Vs Pesimis

Bagikan:

sikap-optimisDalam menghadapi dan menjalani pekerjaan, bisnis, dan usaha, maka kita perlu memiliki sikap optimis. Hal ini mungkin bukan hal yang baru Anda dengar, namun seringkali diabaikan sehingga Anda tidak mencapai target atau tujuan Anda karena sikap pesimis, demotivasi, dan berkeluh kesah.

Dr. Martin Seligman, seorang professor psikologi dari University of Pennsylvania menulis sebuah buku yang menjelaskan tentang perbedaan antara orang-orang pesimis dan orang-orang optimis. Buku yang berjudul ā€œLearned Optimism ā€“ How to Change Your Mind and Your Lifeā€ ini disusun berdasarkan riset yang dilakukan selama lebih dari 25 tahun yang mempelajari tentang pola kecenderungan respon orang optimis dan orang pesimis.

Kesimpulan dari hasil riset Dr. Seligman ini terdapat tiga hal mendasar yang membedakan reaksi antara orang optimis dengan orang pesimis. Anda penasaran, apa sajakah itu ?

Pertama: orang optimis melihat setiap kegagalan dan ketidakberuntungan sebagai suatu hal yang bersifat sementara, di sisi lain orang pesimis akan melihat ini sebagai suatu hal yang bersifat permanen (selamanya).

Kedua: orang optimis selalu melihat kesulitan sebagai hal yang bersifat spesifik, sementara orang pesimis melihat ini sebagai hal yang bersifat umum.

Ketiga: orang optimis melihat rintangan itu sebagai sesuatu yang berasal dari luar dirinya (eksternal), sedangkan orang pesimis akan melihat rintangan itu dari sisi internal/personal (pribadi).

Orang- orang optimis selalu mengambil tindakan dari setiap permasalahan secara responsif sedangkan orang yang pesimis mengambil tindakan secara reaktif. Responsif adalah cara pandang yang positif dan konstruktif dalam melihat permasalahan, sedangkan reaktif adalah suatu reaksi emosional dan cenderung bersifat negatif.

Berikut adalah sebuah ilustrasi yang memperjelas perbedaan orang optimis dengan pesimis.

Tersebutlah 2 orang sales, yang pertama sales optimis, yang kedua sales pesimis. Kedua sales sama-sama terjun ke lapangan untuk mencari calon customer. Hari itu mereka masing-masing menemui 3 orang calon dan kesemuanya menolak tawaran yang diberikan.

Keduanya sama-sama di tolak, tetapi mental dan cara menghadapinya berbeda

Perbedaan pertama : sales optimis melihat bahwa kegagalannya hari ini hanya sementara. Besok ia akan mencoba lagi dan yakin hasilnya lebih baik dari hari ini. Sebaliknya, sales pesimis melihat kegagalannya hari ini sebagai hal yang permanen. Karena telah gagal di hari ini, maka ia yakin akan gagal kembali esok hari dan seterusnya.

Perbedaan kedua: sales optimis melihat kegagalannya sebagai hal yang spesifik. Ia memang telah gagal menawarkan produk kepada 3 orang calon customer, namun ia yakin masih ada ratusan calon customer lainnya yang dengan senang hati akan menerimanya. Sedangkan sales pesimis melihat kegagalannya hari ini sebagai fenomena umum. Ia yakin 3 orang yang telah menolaknya hari ini mewakili sikap ratusan calon customer lain yang tidak berminat bekerja sama dengannya.

Perbedaan ketigaĀ : sales optimis melihat kegagalannya hari ini akibat hal-hal yang eksternal yang dapat ia perbaiki atau ia tingkatkan, misalnya dari segi selling skill. Maka ia bertekad akan terus mengasah selling skill-nya. Ia yakin dengan selling skill yang baik, ia akan mampu berjualan lebih produktif. Sebaliknya sales pesimis berkeyakinan bahwa kegagalannya adalah akibat hal-hal dalam dirinya yang tidak bisa diubah atau diperbaiki, misalnya ā€˜tidak berbakat menjualā€™, ā€˜penampilan kurang menarikā€™, ā€˜sudah ditakdirkan untuk gagalā€™.

Patut digaris bawahi bahwa sikap kita sangat menentukan bagaimana cara pandang kita terhadap suatu persoalan. Bagi orang-orang positif, sebuah masalah justru dapat menjadikan batu loncatan menuju keberhasilan dan selalu menjadikan setiap masalah sebagai pelajaran berharga yang akan mendekatkan mereka dengan kesuksesan. Sementara itu, bagi orang-orang negatif, suatu masalah bisa menjadi tembok penghalang dan batu sandungan dan menyebabkan mereka takut untuk mencoba. Orang-orang positif selalu berfokus pada solusi, sementara orang-orang negatif selalu berfokus pada masalah.

Sikap optimis akan membawa pada kesuksesan dan keberhasilan karena sikap ini membuat kita fokus 100% atas kemampuan kita sehingga memiliki keyakinan dan dorongan untuk mencapai keberhasilan. Berbeda dengan sikap pesimis yang cenderung meributkan hal yang tidak penting atau tidak dapat diubah.

Sikap optimis membuat kita mudah memperbaiki diri karena sadar bahwa nasib tergantung dari usaha yang kita lakukan. Berbeda dengan sikap pesimis yang memilih untuk resisten terhadap perubahan.

 

 

Sumber:Ā http://businesslounge.co.id/

Rate this post

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?