Terjadinya kerusakan pada mesin atau peralatan yang digunakan untuk produksi atau operasional yang lain, tentunya akan berakibat pada kerugian. Namun sayang, banyak di antara perusahaan, usaha atau bisnis, terutama yang masih berskala menengah ke bawah, belum menyadari akan pentingnya memperhitungkan perihal manajemen sparepart dan pergudangan.

Perlu disadari dan diketahui bahwa terjadinya kerusakan pada peralatan, mesin, atau perangkat yang digunakan untuk mendukung proses produksi akan sangat merugikan kinerja sebuah perusahaan dikarenakan ada kemungkinan sebagian atau bahkan seluruh sektor produksi terganggu dalam pengoperasiannya.

Dan jika masalah tersebut tidak ditanggulangi atau ditangani secara cepat dan tepat, maka bisa berakibat pada kerugian yang lebih besar. Nilai kerugian yang ditimbulkan oleh terganggunya proses produksi bisa sangat besar dan beragam. Saat proses produksi tidak berlangsung, maka karyawan tidak dapat melakukan aktivitas yang sekaligus tidak ada barang atau produk yang dihasilkan.

Hal itu bisa juga berimbas kepada masalah lain yang mungkin tidak berkaitan secara langsung kepada materi, seperti citra dan kepercayaan konsumen terhadap profesionalitas kerja sebuah perusahaan. Oleh karenanya, menerapkan suatu program yang ditujukan untuk merawat peralatan atau mesin produksi dan pendukungnya harus dilakukan secara efektif. Hal tersebut juga menuntut diberlakukannya sebuah manajemen sparepart yang terpadu.

Suatu manajemen sparepart yang efektif dan terpadu hendaknya meliputi berbagai hal, yakni;

• Pengambilan keputusan terkait kebutuhan akan barang atau suku cadang mesin yang diperlukan,
• Mempertimbangkan perlu atau tidaknya melakukan penyimpanan,
• Menentukan sumber atau supplier barang yang diperlukan,
• Menentukan waktu pemesanan,
• Menentukan jumlah barang yang dipesan,
• Menentukan standar mutu atau kualitas barang yang akan dipesan, dan
• Menentukan anggaran atau perincian biaya yang akan digunakan untuk membeli barang atau suku cadang yang diperlukan.

Mengatur manajemen sparepart memerlukan tingkat akurasi, untuk itulah diperlukan tenaga yang memang memiliki keahlian di bidang tersebut. Personel yang bertugas untuk mengatur manajemen sparepart setidaknya harus mampu :

1. Mengetahui serta memahami strategi terkait penyediaan suku cadang atau sparepart,
2. Mengetahui, memahami, serta mampu mengatur dan melakukan pengendalian suku cadang atau sparepart,
3. Memiliki kemampuan untuk menyediakan barang yang kelak dibutuhkan dalam proses overhaul,
4. Memiliki kemampuan dalam melakukan pengelolaan sparepart atau suku cadang secara efektif serta efisien

Oleh sebab itu, maka seorang personel yang memegang kendali akan penyediaan serta penggunaan suku cadang mesin produksi hendaknya menempuh pelatihan khusus terkait pekerjaan yang dia jalankan. Biasanya, di dalam sebuah pelatihan manajemen sparepart akan diberikan pula materi khusus yang langsung berkaitan dengan keempat poin tersebut di atas.

Pelatihan manajemen sparepart bukan hanya ditujukan kepada para manajer atau personel yang berkecimpung dengan pekerjaan tersebut tetapi juga sangat berguna bagi para wirausahawan berskala kecil hingga menengah. Seringkali, mereka panik saat terjadi masalah di sektor produksi, terutama saat peralatan atau mesin terganggu sehingga proses produksi harus dihentikan untuk sementara waktu.

Kasus-kasus seperti demikian, yang terjadi pada usaha berskala kecil hingga menengah, secara jelas menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam mengatur penyediaan dan pengendalian suku cadang mesin atau peralatan produksi. Dengan mengikuti berbagai pelatihan manajemen sparepart, maka berbagai masalah yang terjadi bisa ditanggulangi sedari dini, sehingga kerugian akibat berhentinya proses produksi bisa ditekan sedemikian rupa.

IPQI Learning Center mengadakan
Training Spare Part Management & Inventory Control
pada tanggal 7-8 April 2022
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
ICA | cs.sby@proxsisgroup.com |08111798353

Source: ahlipresentasi.com