Pengertian POKA-YOKE

Bagikan:

pokayokePoka-yoke (diucapkan “po-ka-yo-ke”) berasal dari bahasa Jepang yokeru yang berarti “menghindari” dan poka yang berarti “kesalahan (diakibatkan kelalaian dan/atau ketidaksengajaan)”. Konsep Poka-Yoke ditemukan oleh Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing, dan merupakan bagian dari Toyota Production System. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka-Yoke, namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka-Yoke.

Secara umum, Poka-Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep manajemen mutu guna menghindari kesalahan akibat kelalaian dan kesalahan karena sifat manusiawi yaitu lupa, tidak tahu, dan tidak sengaja dengan cara memberikan batasan-batasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk. Jadi, tujuan utama dari penerapan konsep Poka-Yoke ini adalah untuk mencapai keadaan bebas-cacat (zero-defects). Poka-Yoke sendiri lebih dipandang suatu konsep ketimbang sebuah prosedur, karenanya penerapannya dimulai dari apa yang karyawan pikir dapat mereka lakukan untuk mencegah kesalahan di area kerja mereka, dan bukan sebagai langkah-demi-langkah bagaimana melakukan suatu pekerjaan.

Sehingga kita tidak hanya menghabiskan energi untuk mengingatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terulangnya kesalahan, tapi harus fokus pada bagaimana cara untuk memperbaiki proses sehingga kesalahan sama tidak terulang. Contohnya adalah operator yang menjalankan proses untuk mengoven / memanggang produknya harus pada limit waktu tertentu. Kesalahan umumnya terjadi karena operator tersebut lupa waktu dan produk menjadi defect karena memanggang terlalu lama. Pendekatan Poka-Yoke disini adalah tidak berpusat untuk memastikan operatornya supaya selalu ingat dan menge-check waktu, tetapi justru berfokus pada mempermudah cara kerja operator dengan cara penggunaan timer yang diset pada waktu tertentu memberi alarm atau mematikan oven secara otomatis. Sehingga kesalahan terlalu lama memanggang tidak mungkin terjadi.

Mengapa Penting
Tujuan dari Poka-Yoke adalah untuk mencegah terjadinya defect. Prinsip anti salah ini akan mencegah terjadinya defect yang artinya menghemat biaya operational perusahaan, membuat kualitas produk selalu pada kondisi terbaik, dan membuat output dari proses menjadi predictable.

Jenis dan Karakteristik
Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka-Yoke:
1. Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk.
2. Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan.
3. Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah langkah proses tertentu telah dilakukan.

Setiap orang seharusnya dapat mempraktekkan Poka-Yoke di area kerja masing-masing, karena prinsip-prinsip dasar dari Poka-Yoke sesuai dengan karakteristik dari perangkat Poka-Yoke, dimana sebuah perangkat Poka-Yoke haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Dapat digunakan oleh semua orang/karyawan
2. Mudah dipasang
3. Tidak memerlukan perhatian terus-menerus dari operator
4. Murah
5. Dapat memberikan umpan-balik dan/atau tindakan korektif/pencegahan secara cepat

Poka-Yoke berfungsi optimal saat ia mencegah terjadinya kesalahan, bukan pada penemuan adanya kesalahan. Karena kelalaian operator biasanya terjadi akibat letih, ragu-ragu atau bosan/jenuh. Keberadaan Poka-Yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya kelalaian tersebut sama sekali tidak memerlukan perhatian penuh dari operator bahkan saat si operator sedang tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya. Prinsip anti salah ini sangat penting dalam mencapai proses yang menghasilkan kualitas produk konsisten dan output produk yang konsisten.

Ada dua model pendekatan system poka yoke yaitu pendekatan warning system yang akan memberi sinyal (warning) berupa lampu atau bunyi tertentu saat system mendeteksi terjadinya kesalahan pada input proses, parameter proses, ataupun pada keluaran dari proses. Istilah lain dari pendekatan ini adalah warning Poka-Yoke.

Sedangkan sistem pendekatan yang kedua adalah pendekatan pencegahan, yaitu mencegah kesalahan terjadi dan tidak memungkinkan kesalahan terjadi karena secara sistem sudah dicegah. Contoh dari sistem ini adalah penggunaan guide pin dan jig template. Istilah lain dari pendekatan ini adalah control Poka-Yoke.

Berikut ini adalah contoh-contoh kasus penerapan Poka-Yoke diberbagai kondisi lainnya:

  1. Kunci kendaraan (motor dan mobil) didesain sedemikian rupa sehingga memastikan kunci tidak akan terlepas sebelum kunci pada posisi ‘OFF’. Pada kendaraan dengan sistem transmisi otomatis (Matic), bahkan kunci kendaraan tidak bisa dilepaskan sebelum posisi transmisi di posisi ‘PARK’
  2. Disket komputer berukuran 3,5” maupun yang lebih lama 5 ¼” didesain sedemikian rupa sehingga bisa masuk ke drivernya hanya jika posisinya benar
  3. Dalam proses manufaktur, biasanya jig didesain sedemikian rupa sehingga hanya memungkinkan material diproses dalam arah dan letak tertentu
  4. Di beberapa produk, biasa kita jumpai posisi sekrup atau locking yang tidak simetris, sehingga saat akan dipasang kembali, hanya dimungkinkan jika arah dan posisinya sesuai dengan bentuk spesifiknya
  5. Keping SIM card pada telepon genggam, pada salah satu ujungnya di trim sehingga posisi letaknya tidak bisa tertukar
  6. Setiap mobil dilengkapi dengan Warning Light di Dashboard yang akan mengingatkan pengemudi jika melupakan sesuatu, misalnya belum menutup pintu secara benar, rem tangan (hand brake) masih aktif, mesin mengalami over heating, jumlah oli mesin yang kurang memadai, dll.
  7. Circuit breaker di peralatan listrik terutama di rumah tangga akan trip (mati) dengan sendirinya untuk memutus aliran listrik atau mencegah pembebanan listrik yang tiba-tiba atau melebihi batasan beban yang seharusnya (over loaded)
  8. Wastafel dilengkapi dengan lubang over flow untuk mencegah air melimpah keluar apabila kran (tap) air tetap terbuka
  9. Setrika elektrik akan padam dengan sendirinya apabila tidak digunakan dalam waktu tertentu atau saat dikembalikan ke holder
  10. Penutup tangki bahan bakar (fuel cap) pada mobil biasanya dilengkapi dengan tali atau rantai pengait untuk memastikan penutup tersebut tidak jatuh atau bahkan hilang. Selain itu, dilengkapi pula dengan ratchet dengan bunyi yang khas yang memberikan tanda keketatan (tightness) penutup yang memadai dan sekaligus mencegah over tightness
  11. Colokan USB flash disk dirancang memiliki guide pin sehingga tidak mungkin terbalik arah saat dicolokan

Sumber: http://belajarberbagi.blog.com/

5/5 - (1 vote)

Tag:

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?