Perlunya Kalibrasi Alat dan Memahami Teori Kesalahan

Bagikan:

perlunya kalibrasi alat dan teori kesalahan

Dalam dunia survei, terutama pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan penentuan posisi di suatu tempat, “acuan“ merupakan hal yang sangat penting jika kita akan mengaplikasikan suatu rencana pekerjaan yang didesain di atas peta ke dunia nyata, betapa fatalnya jika alat receiver GPS dan parameter yang digunakan tidak dikalibrasi dan verifikasi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Penentuan lokasi yang tidak ada acuan berupa objek- objek alami seperti di tengah laut kemungkinan besar kita bisa nyasar berpuluh hingga ratusan meter dari yang seharusnya menjadi tujuan kita. Dalam penggunaan alat-alat survei pun kita tetap memperhatikan pentingnya akurasi data dengan melaksanakan proses kalibrasi dan verifikasi alat survei yang akan digunakan menjadi suatu prosedur baku untuk memastikan bahwa alat tersebut dalam kondisi baik dan siap digunakan.

kesalahan pengukuran kalibrasi

Kalibrasi menurut ISO /IEC Guide 17025: 2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukan oleh instrument ukur atau system pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi atau membandingkan alat ukur dengan standard ukur yang mampu telusur sesuai standard internasional ataupun nasional untuk diketahui tingkat akurasinnya.

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standard yang digunakan dalam akurasi tertentu. Hasil kalibrasi dapat berupa penetapan nilai besaran ukur atau penetapan koreksi yang berkaitan dengan penunjukan alat ukur dan juga harus disertai pernyataan “traceale uncertainity” untuk menentukan tingkat kepercayaan yang dievaluasi dengan seksama dengan analisi ketidakpastian. Kalibrasi peralatan dilakukan terhadap :  Standar Primer, Standar Skunder yang mempunyai ketelitian lebih tinggi dari instrument yang dikalibrasi, Dengan sumber masukan yang diketahui.

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk didalamnya kalibrasi formal, periodic dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya thermometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga thermometer tersebut menunjukan temperature yang sebenarnya dalam celcius pada titik- titik tertentu di skala. Di beberapa Negara, termasuk Indonesia terdapat direktorat metrology yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunnya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.

Pengukuran dan Kesalahan

Konsep Pengukuran

Jika ingin mendapatkan nilai hasil pengukuran yang mempunyai tingkat keandalan yang tinggi, harus mengerti konsep pengukuran (pengambilan data) dan kesalahan yang terjadi dalam pengukuran. Nilai estimasi hasil pengukuran (parameter) diperoleh dari data pengukuran dengan menggunakan model matematika yang menyatakan hubungan antara pengukuran dan hasil pengukuran yang akan ditentukan nilainya. Adapun konsep dalam pengukuran  :

a. Pengukuran pada umumnya menggunakan alat (instrumentation) yang dioperasikan oleh pengukur (observer) dalam keadaan lingkungan tertentu.

b. Setiap pengukuran mengandung kesalahan (errors).

c. Kesalahan sebenarnya  (true error) adalah penyimpangan nilai hasil pengukuran (x) terhadap nilai sebenarnya (true value).

    e = x – t di mana :

e  = kesalahan sebenarnya

x  = nilai hasil pengukuran

t  = nilai sebenarnya

d. Nilai sebenarnya (t) tidak pernah diketahui, maka nilai kesalahan sebenarnya  (e) juga tidak dapat diketahui.

e. Nilai pengukuran dan kesalahan pengukuran dapat diestimasi

    v = x – y dimana :

v = estimasi kesalahan (estimasi residu)

x = nilai hasil pengukuran

y = estimasi nilai sebenarnya

Sumber-Sumber Kesalahan

Berdasarkan hal- hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan yang terjadi pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan karena alam (natural erros), kesalahan karena alat (instrumental errors) dan kesalahan karena pengukur (personal errors).

Jenis- Jenis Kesalahan

Secara konvensional kesalahan dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu :

a. Kesalahan Besar (Blunder/Gross Error)

Karakteristik : nilai pengukuran menjadi sangat bbesar/kecil/ berbeda bila dibandingkan dengan nilai ukuran yang seharusnya.

Sumber : Kesalahan personal (kecerobohan pengukur)

Efek : Hasil pengukuran tidak homogen

Penanganan : Harus dideteksi dan dihilangkandari hasil pengukuran, adapun langkah- langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan besar yaitu :

– Cek secara hati- hati semua objek yang akan diukur.

– Melakukan pembacaan hasil ukuran secara berulang untuk mengecek kekonsistenan.

– Memverifikasi hasil yang dicatat dengan yang dibaca.

– Mengulangi seluruh pengukuran secara mandiri untuk mengecek kekonsistenan data.

– Penggunaan rumus aljabar atau geometric sederhana untuk mengecek kebaran hasil ukuran.

b. Kesalahan Sistematik (Sistematic Errors)

Karakteristik : terjadi berdasarkan system tertentu yang dapat dinyatakan dalam hubungan fungsional (matematik) tertentu dan mempunyai nilai yang sama untuk setiap pengukuran yang dilakukan dalam kondisi yang sama .

Sumber : Kesalahan alat

Efek : Hasil pengukuran menyimpang dari hasil pengukuran yang seharusnya

Penanganan : Harus dideteksi dan dikoreksi dari nilai pengukuran, contohnya dengan melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran. Kesalahan sistematik dapat dieliminasi dengan melakukan  : Kalibrasi peralatan dan Menggunakan methoda pengukuran  tertentu.

c. Kesalahan Acak (Random/Accdental Errors)

Karakteristik : kesalahan yang masih terdapat pada pengukuran setelah kesalahan besar dan kesalahan sistematik dihilangkan.Tidak memiliki hubungan fungsuonal yang dapat dinyatakan dalam model determenistik, tetapi dapat dimodelkan menggunakan model stokastik (berdasarkan teori probailitas).

Sumber : Personal, alat dan alam

Tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan dengan melakukan pengukuran berulang dan melakukan hitung perataan terhadap hasil pengukuran dan kesalahan pengukuran.

Sumber: //www.pushidrosal.id/

IPQI Learning Center mengadakan
Training Kalibrasi Alat Ukur
pada tanggal 23-24 Juni 2022
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
ICA | cs.sby
@proxsisgroup.com |08111798353

Rate this post

Bagikan:

Request Presentation

Agenda Terdekat Productivity Quality




Layanan Kalibrasi

Download Jadwal Training 2023

Proxsis TV

[yikes-mailchimp form=”1″]

Butuh Bantuan?